KOtaK tErbeNtuk
TanGGaL 27 SepTember 2004 DaLam acara the dream band, KoTak di
pertemukan oleh yg di atAs SejAk AudIsI The Dream BanD Di JakarTA.
ProdUser
(DodY-KahitNa) yG dAh meNgaUdiSi DruMMer,GiTarIs,Bassis,VokAliS di
JakarTa,Dri 400 Org VkalIs MnJdi 2 Org, 170 BassIs MNjdi 2 oRg,RtuSan
gItAriS MNjdI 3 oRg, Dn rtusan drummer mnjdi 2 org and dri 9 org yg
lolos audisi, di bentuk 2 band yaitu KOTAK yg personilnya 4 org dan LIMA
yg personilnya 5 OrG
Dari sanalah Kotak terbentuk.
PersoneL aWal
terDiri ataS Cella (gitar), Ices (bass), Posan (drum), daN PaRe (vokal).
PadA 2007, IceS dan ParE keLuar. PoSisi mereKa kemUdian diiSi TanTri
padA vokaL dan ChuA sebaGai pembEtot bass.
Cella
menuturkan tak gampang menyatukan kembali perbedaan warna musik dari
dua personel yang baru masuk. Apalagi Chua, yang saat ini masih kuliah
di London School and Public Relations, Jakarta, beraliran musik punk dan
pop jazz.
Meski
begitu, tak sampai dua pekan mereka sudah menemukan chemistry kembali.
Dan bergabungnya Tantri sebagai vokalis, kian mengentalkan konsep musik
Kotak yang mengusung aliran modern rock.
The meaning Of nAme
nama
KOTAK berarti 4 sisi dn 4 sudut yg brsatu menjadi bidang kotak yg
menggambarkan 4 org dgn berbeda karakter nmun mnjdi 1 dlm musik
Formasi KOTAK sekarang:
- Tantri Syalini "Tan3i"--VoCaLisT
- Swasti Sabdastantri "Chua"-- (bass)
- Mario Marsella "CeLLa"--GuiTaRisT
- Haposan Haryanto Tobing "PoSaN"--DruMMeR
EQuipment
Chua uses - Warwick bass 4 string, zoom effect,D'addrio bass string
CeLLa uses - ibanes guitar.guitar effect digitec RP1, D'addrio guitar strings
POsan uses - Mapex
Prestasi Band Kotak :
1. Menjadi jawara The Dreamband 2004
2. Dinobatkan sebagai grup rock terbaik 2009
3. Kotak Kedua terpilih sebagai album rock terbaik di Anugerah Musik Indonesia Award
2009.
Tahun ini pula, band yang digawangi dua cowok dan dua cewek ini, sudah pernah manggung di luar negeri,
“Sekitar
bulan Juni mereka diundang untuk tampil di Hongkong. Kemudian bulan
November tahun ini juga, mendapat kehormatan untuk ikut meramaikan freak
show (sejenis Soundrenaline di Indonesia) di Eropa,”
Mereka ingin membuktikan bahwa Kotak
bukan sekadar band instan. Walau terbentuk dari sebuah ajang kompetisi,
mereka tetap bisa berprestasi dan membuat sebuah musik rock yang
berkualitas dan diterima masyarakat.
BaseCamp : Aksen MusIc-TamAn mini
Facebook personil KOTAK:
Tantri :
tantri_dua@yahoo.com
Chua :
chuakotak@rocketmail.com
echu_24@yahoo.com
Cella :
cella_c6blues@yahoo.com
Posan :
drumaksen@yahoo.com
IBARAT sebuah
“kutukan” band, penyanyi, atau artis yang dilahirkan dari sesuatu yang
instan, konon tak akan berumur panjang. Bukan dalam konotosi mati secara
raga, tapi mati secara karya. Yang solois, tiba-tiba nggak ngetop lagi,
yang ngeband pun hanya menjadi jagoan sesaat dan selebihnya sudah
menjadi catatan sejarah saja.
Kekuatiran itu
sempat dirasakan oleh KOTAK, salah satu band yang dianggap menjanjikan
ketika tampil di ajang reality show DreamBand 2004. Sekadar
mengingatkan, DreamBand adalah ajang pencarian bakat musik di [ketika
itu] TV7. Mereka menggabungkan beberapa personil yang punya skill bagus
dalam satu band.
Ketika itu,
Posan [drum], Cella [gitar], Pare [vokal] dan Icez [bass] dianggap
memberi warna rock yang baru. Apalagi personilnya dua cowok dan dua
cewek, dianggap tidak lazim tapi cukup memberi harapan. Apalagi mereka
punya skill yang tidak bisa dianggap remeh.
“Kita nyaris
menjadi band pop, tapi aku tidak setuju karena apa serunya kalo personil
minimalis tapi main pop,” kata Cella, personil asal Jawa Timur dengan
logatnya yang medok.
Haarapan
khalayak musik, termasuk fans yang sempat mengirim SMS sebagai syarat
dalam penentuan juara DreamBand ketika itu, jelas membuncah. Mereka,
termasuk pengamat musik, berharap akan muncul banyak musisi-musisi dan
band yang bisa main musik benar dan punya karakter.
Dan kemudian
lahirlah band-band baru yang dianggap punya potensi, seperti kaptern,
Ares dan KOTAK salah satunya. Kelar perhelatan Dream Band pertama itu, KOTAK digadang-gadang sebagai band yang punya masa depan cerah. KOTAK kemudian merilis album pertama, dengan karakter modern rock yang amat kental. Kuartet KOTAK mendapat apresiasi yang lumayanlah dari penggemar, yang kemudian mereka sebut dengan ‘kerabat KOTAK’.
Tapi industri
yang sesungguhnya, memang tak seindah dan senyaman ketika main di
reality show. Album pertama memang tak meledak seperti yang diharapkan.
Meski karakter KOTAK mendapat tempat yang bisa diapresiasi dengan apik
oleh pengamat musik dan penikmat musik.
Pasca album
pertama, jalan terjal yang sesungguhnya mlai mereka hadapi. Jadual
manggung yang sudah jadi rutinitas mereka sebelumnya, tiba-tiba
pelan-pelan menjauh. Cella, gitaris yang ngekos di Jakarta [merantau
dari Banyuwangi, Jawa Timur], nyaris kehilangan spirit ngeband. Begitu
pula dengan Posan, drummer. Mereka berdua sering bicara, mau dibawa
KOTAK selanjutnya.
“Sebenarnya,
ketika pertama terbentuk sebagai satu band utuh, kita tidak punya
harapan macam-macam, tapi lebih kepada pengenalan personil dan
tanggungjawab band dadakan yang diharapkan lebih,” kata Posan dan Cella.
Meski sempat
“mendadak artis” karena reality show, ketika sudah diluar program, KOTAK
mengaku sering diremehkan juga. “Kita sering dianggap remeh. Banyak
yang bilang, setelah ngetop di televisi, paling juga bubar. Nah itu yang
kemudian ingin kita bantah. Kita pingin ngebuktiin kalau anggapan itu
salah,” tegas Posan semangat.
Dilihat dari
statistic, memang 90% jebolan Dream Band bubar. Hal itu juga yang
awalnya sempat membuat KOTAK gamang untuk melangkah lebih jauh. “Sampai
suatu ketika, KOTAK sempat bertemu dengan personil God Bless. Dia bilang
sebelum ngeband, ngeband dulu dengan hati. dan itu yang kemudian kita
lakukan,” terang Cella nambahin.
Semangat
berkarya itu muncul lagi. Vakum 2 tahun, membuat mereka ngebut menggarap
materi untuk album baru keduan. Cella, Pare, Icez dan Posan ngebut
berkarya. Sayangnya, ketika sedang di atas “letupan” untuk membuat karya
yang lebih apik, prahara agn tidak mereka sangka datang. Pare, vokalis
yang sudah menjadi ikon di KOTAK, tiba-tiba memutuskan mundur dari
line-up. “Padahal ketika itu, materi sudah 60 % jadi. Dan Pare masih
banyak terlibat dalam penggarapannya,” kenang Cella.
Alasan tidak mau
menjadi front-man, meski dengan janji tetap akan membantu penyelesaian
album kedua, membuat KOTAK sempat limbung. “Ini orang yang di depan mas,
yang selama ini jadi garda terdepan,” celetuk Posan lagi. Posan dan
Cella malah sempat berpikir untuk membubarkan KOTAK dan membuat bad
baru. “Karena buat saya dan Posan, kalau sudah hilang satu, bukan KOTAK
Lagi namanya,” tutur Cella.
Hilangnya Pare
membuat mereka sempat vakum dan personilnya sempat “mbecak” [ini istilah
untuk membuat proyek atau membantu penggarapan musisi lain –red].
Sempat terpikir untuk mencari vokalis cowok, tapi mereka merasa “berkah”
yang mereka dapat adalah dengan formasi seperti awal, dua cowok dua
cewek.
Sampai akhirnya
kemudian mereka “nekat” melakukan audisi dan menemukan Tantri Syalin,
sebagai vokalis pengganti Pare. Ada kisah unik tentang bergabungnya
Tantri, yang juga jebolan Dream Band. Konon, ketika masih bersaing di
Dream Band, Tantri yang gabung di band Ares, sempat nyeletuk, “Kayaknya
asik nih kalau bisa jadi vokalis KOTAK.” Sementara KOTAK sendiri juga “melirik” Tantri dan berpikir, “Seru kalau KOTAK vokalisnya kaya Tantri.”
Chemistry itulah
yang membuat Tantri tidak merasa kesulitan “ngepasin” karakter vokalnya
dengan materi yang sudah jadi di KOTAK. Yang kemudian sulit adalah
lepas dari bayang-bayang Pare.
“Berat banget,
karena vokal Pare sudah jadi ikon di KOTAK. Awalnya ketika audisi
manggung, banyak fans yang menganggap aku itu sebagai kru Pare, he..he.
dan gue merasa harus bisa lebih dibanding Pare supaya bisa benar-benar
lepas,” tukas Tantri yang ikut nimbrung bicara.
Materi album kedua, kemudian 100 % jadi. Tapi masalah baru muncul. Icez, bassis, memilih mundur dan bergabung dengan The Rock Indonesia, bentukan Ahmad Dani. “Kita bingung lagi, sampai kemudian menemukan Swasti 'Chua' Sabdastantri, sebagai basis,” jelas Cella.
Cewek cantik dan
mungil itu lebih berkesan sebagai model majalah remaja ketimbang basis
rock. Tapi itulah yang membedakan. Cua yang awalnya ngefans dengan
KOTAK, akhirnya benar-benar menjadi personil KOTAK. Mahasiswi di salah
satu kampus PR di Jakarta itu, mengaku harus “ngebut” menyesuaikan diri
dengan materi yang sudah jadi.
“Aku sering
banget dibandingkaan dengan basis lama. Mau gak mau, aku harus bisa
lebih baik dari sebelumnya. atau paling tidak punya gaya sendiri,”
celetuk cewek yang terlihat paling kolokan di KOTAK ini.
Oh ya, ada
cerita mengenai personil paling bontot ini. Seorang cowok asal bandung
sampai nangis hanya kepingin ketemu Cua. “Sampe dia nyamperin ke base
camp di Jakarta. Katanya mereka punya geng di Bandung dan taruhan, kalo
belum ketemu Cua, jangan pulang ke Bandung, ha..ha..ha,” lecek Cella dan
Posan serempak.
Album “KEDUA”
akhirnya rilis dengan sedikit kekuatiran, masih ingatkah fans KOTAK
dengan band ini? “Tapi semua itu terjawab ketika banyak yang mendukung
dan munculnya fans-fans baru,” jawal Cella sumringah.
Selain materi
yang sudah lebih “ramah-pasar” imej yang tampil sekarang pun lebih
fresh. Di album pertama, KOTAK identik dengan gothic. KOTAK pun
akhirnya mengakui, single ballada ternyata racun untuk menarik
pendengar. “Kita sih menyebutnya ballada, karena vokal Tantri tetap
rock. Kalau mau jujur, kuping indonesia dikasih lagu yang rada pinter,
masih rada sudah nerimanya,” papar Cella.
Satu hal yang jadi ‘warning’ untuk KOTAK adalah, semua materi lagu digarap oleh Cella.
Ketergantungan ini harus dipupus, meski Cella diberi talenta untuk itu.
Kalau Cella hengkang atau “mati-karya” KOTAK bisa jadi band yang
lagunya jadi rock basi. “Pelan-pelan personil lain nanti akan kita ajak
diskusi setiap membuat lgu. Jadi kelak ketergantungan itu bisa kita
kikis,” harap Cella.
Kini, Cella [gitar], Tantri [vokal], Posan [drum] dan Chua [bassis], benar-benar membuktikan, band karbitan itu tak cepat meletus dan hanya meninggalkan asap apek doang. KOTAK,
band karbitan Dream Band itu, ternyata eksis dan bisa berkarya yang
tidak karbitan. KOTAK sedang berproses menjadi the real band, bukan
dream band lagi. Bravo,,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar